TABIB WONG dan HANG TUAH serta CHENG HO
Rangkuman Terbarukan
PENJELAJAH ABDI IDE DALEM (PAID)
(Guru Bela Diri Tangan Kosong dan Tenaga Dalam Terapi Bangsawan pada masanya)

Catatan Spesial Artikel INTERNATIONAL
sementara dijelaskan karakter Bangsawan adalah Bangsa yang bangunnya selalu kesiangan

di Benua Asia menggunakan IDE sejenis Bambu untuk teknik bekam
di Benua Eropa menggunakan IDE sejenis Mangkok Teh untuk teknik bekam
di Benua Afrika menggunakan IDE sejenis Tanduk Mamalia untuk teknik bekam
di Benua Australia menggunakan IDE sejenis Cangkang Kura - kura untuk teknik bekam
di Benua Amerika menggunakan IDE sejenis Batok Kelapa untuk teknik bekam

Kapan pertama kali bekam tradisional memasuki Nusantara? Sampai sejauh ini kita hanya bisa menduga-duga. Bekam tradisional diduga memasuki Nusantara sejak para pedagang Cina dan Arab berlabuh di sini karena mereka dipersatukan oleh jalur rempah. Inilah sekelumit catatan semasa tentang jalan setapak praktik ilmu kedokteran asal Negeri Tiongkok di kepulauan kita.
“Mereka membungkus dan mencekik leher pasien, menjungkirkannya ke bawah, dan mengguncang-guncangkannya, sehingga darah mengalir ke bagian kepala,” ungkap Johann Jacob Saar (1625-1672). Kemudian “mereka menusuk dahi pasien, menempatkan secarik kain katun di atasnya dan mengikatkannya di sekitar kepala.”
Saar yang berasal dari Nuremberg, Jerman, merupakan salah satu pelancong Eropa awal yang memperhatikan pengobatan oleh tabib Cina di Batavia pada pertengahan abad ke-17. Selama 14 tahun, dia mengabdi sebagai serdadu VOC. Selama di Batavia, Saar menulis buku harian yang kelak diterbitkan pada 1662. Buku Saar itu berjudul Ost-Indianische Funfzehen-Jährige Kriegs-Dienste, Und Wahrhafftige Beschreibung.
Pemeriannya tentang penyembuhan ala tradisi Cina itu mengundang rasa ngeri bagi orang Eropa—mungkin juga bagi dirinya sendiri. Betapa Saar menggambarkan praktik pengobatan kuno dengan cara mengeluarkan darah dari tubuh si pasien—bloodletting atau pembekaman. Pengobatan ini diyakini membuang darah kotor yang menyebabkan seseorang sakit. Selain mengeluarkan darah dari kepala, kadang para tabib itu mengambil darah dari lengan pasien. Intensitasnya bisa beberapa kali dalam setahun.
“Ketika kondisi mengkhawatirkan, mereka bukan lagi menggunakan kepala, melainkan memakai  tanduk sebagai alatnya,” ungkap Saar. “[Setelah tanduk dipanaskan] mereka meniup kedalam rongga tanduk dan melekatkannya dengan cepat ke tubuh pasien. Ketika kulit telah terangkat, mereka menusuknya dengan lanset.”
Awal penyebaran penyembuhan ala tradisi Tiongkok ke penjuru Asia Tenggara konon bermula ketika ekspedisi Cheng Ho pada awal abad ke-15. Setidaknya 180 tabib ikut serta dalam ekspedisi yang diyakini berpengauh dalam pengobatan, perawatan kesehatan, hingga peralatan medis di sepanjang rutenya. Mereka yang direkrut merupakan para tabib swasta terkemuka dan pegawai medis dari Taiyi Yuan, sebuah akademi ilmu kedokteran kekaisaran yang sohor.
Kendati demikian, catatan paling awal tentang praktik tabib Cina di Jawa baru terungkap pada beberapa dekade jelang berakhirnya masa Dinasti Ming, atau sekitar awal abad ke-17.
Tersebutlah seorang bernama Equa. Dia adalah seorang Cina yang telah dikristenkan dan secara resmi ditunjuk sebagai tabib oleh kantor Gubernur VOC pada 1635. Sebutan resminya, Meester Isaac. Gubernur Jenderal Anthony van Diemen memberikan hak kepada Equa untuk menempati tanah di tepian timur Kanal Buitenkaaimansgracht, di luar tembok kota, sekitar aliran Kali Ciliwung di Jalan Jayakarta pada masa kini.
Pada 1640, VOC memberikan izin kepada komunitas Cina di Batavia dalam menghimpun dana untuk pembangunan Rumah Sakit Cina untuk fakir miskin, Yangji Yuan. Enam tahun kemudian, Rumah Sakit itu selesai dibangun. Pengelolanya dua orang Cina, salah satunya Meester Isaac Equa, dan dua orang Belanda beserta sekretaris pribadi. Awalnya, bangunan itu sederhana karena berstruktur bambu. Sekitar 1661 dan 1667 berdinding batu bata, kemudian diperbesar pada 1729.
Dalam sebuah pameran litografi di Jakarta, saya termangu di depan lukisan tentang Spinhuis, rumah pembinaan bagi perempuan jalang di Batavia pada abad ke-17. Johan Nieuhof (1618-1672), menggambarkan rumah binaan yang tidak memiliki jendela kecuali di sisi timurnya yang menghadap kastel. Sebelah kanannya merupakan Rumah Sakit Cina, yang merawat orang miskin yang sakit dan sekaligus panti jompo. Lokasinya kini di sekitar Jalan Tiang Bendera I, Jakarta Kota. Kini, kanal di depannya telah berubah menjadi permukiman padat.
Rumah Sakit Cina itu berlokasi di dalam tembok kota, sebelah barat Kanal Rhinocerosgracht. Kini, kanal itu telah berganti dengan permukiman padat, sedangkan tapak bekas Rumah Sakit Cina itu menempati salah satu petak di Jalan Tiang Bendera I.
Sekitar 1680-an, Nicolaus de Graaff (1619-1688) memberikan pemerian tentang Rumah Sakit Cina di Batavia. Graff, lelaki kelahiran Alkmaar, Belanda, memiliki keahlian bedah di kapal VOC, seniman lukis, dan penulis kisah perjalanan. Setidaknya dia telah melakukan perjalanan dari Belanda ke Hindia Timur sebanyak lima kali. Catatan tentang pengamatannya yang mendalam seputar kehidupan Batavia baru diterbitkan pada 1701—setelah dia wafat—dalam Oost-Indise Spiegel.
Graaff mengungkapkan bahwa letak Rumah Sakit Cina dan panti jompo itu bersebelahan dengan Spinhuis, tempat rehabilitasi para pelacur. Bangunan itu merupakan “tempat tinggal yang nyaman bagi orang sakit, anak yatim dan orang-orang yang tidak mampu menjaga diri mereka sendiri,” ungkap Graff. “Halaman depannya menyenangkan untuk menghibur orang sakit.”
“Semua orang Cina yang akan menggelar pementasan teater, kembang api, pernikahan, atau upacara pemakaman; mereka diwajibkan untuk membayar sejumlah uang untuk rumah ini,” ungkap Graff. Kemudian dia menambahkan, “Banyak orang Cina kaya memberikan hadiah sebagai tanda kemurahanhatinya atau mengingatnya dalam wasiat mereka.”
Penuturan lain berasal dari Johann Wilhelm Vogel (1657-1723), seorang kelahiran Ernstroda, Jerman, yang pernah menjadi pegawai VOC dan bermukim di Batavia pada akhir abad ke-17. Dalam jurnal perjalanannya yang baru diterbitkan pada 1812, Leben und Schicksale des berühmten Reisebeschreibers Johann Wilhelm Vogel, dia juga menyaksikan kehadiran para tabib Cina di kota itu.  “Di antara mereka terdapat para dokter Cina yang sungguh baik, yang terutama memahami denyut nadi dan analisis dalam mendiagnosa penyakit pasien dan menyembuhkannya.”
Salah seorang pemilik pabrik arak dan juga seorang tabib sohor di Batavia adalah Tjoebitia, yang menetap di Batavia sejak 1690-an. Kedekatannya dengan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn (menjabat 1704-1709) telah membawa Tjoebitia melawat ke Belanda selama 1709-1711. Hasil percakapannya dengan seorang perwira Belanda yang berkait dengan tradisi pengobatan dan sejarah Cina, kini tersimpan di Leiden dan Amsterdam.   
Tidak hanya tabib lelaki, tabib perempuan pun berkiprah di Batavia pada awal abad ke-18. Tabib perempuan itu merupakan istri dari letnan Cina di Batavia, yang menjadi dokter pribadi keluarga Gubernur Jenderal Matheus de Haan selama 30 tahun. Sayangnya, nama tabib perempuan itu lenyap dari catatan sejarah.
François Valentijn (1666-1727), seorang naturalis dan pegawai VOC yang sohor dengan buku Oud en Nieuw Oost-Indiën. Valentijn mengungkapkan perkenalannya dengan seorang tabib mahsyur dan Kapitan Cina di Ambon, Lim Thiangko. “Dia pernah membantu bayi yang urinnya berdarah,” ungkapnya. “Dan juga menyembuhkan seorang wanita berumur lima puluhan, yang telah tuli selama delapan belas tahun.” Valentijn juga memuji Lim, “Dokter Cina ini kadang mampu melakukan hal-hal yang luar biasa, berkat pengetahuan mereka yang tak hanya dalam pengobatan tetapi juga dalam farmakope.”
Johannes Rach (1720-1783), pelukis dan pegawai VOC asal Denmark pernah berdinas di Batavia selama 19 tahun hingga wafatnya. Dia membuat lukisan di atas kertas yang menunjukkan tampak depan Spinhuis atau rumah pintal dan Rumah Sakit Cina yang sudah tak berpenghuni lagi. Selepas huru-hara pembantaian orang Cina di Batavia pada 1740, mereka dilarang untuk memasuki atau tinggal di dalam tembok kota. Rumah sakit dibiarkan kosong selama beberapa dekade. Jelang kebangkrutan VOC, komunitas Cina mendirikan Rumah sakit di luar tembok kota.
Sketsa oleh Johannes Rach yang diselesaikan oleh asistennya itu bertajuk "Het gezigt van het Spinhuys met het Seneese Hospitaal staande op de Spinhauys Gragt af te zien van de hoek aan de terse Straat". Inilah rupa rumah pembinaan bagi perempuan jalang, sementara di sebelahnya dengan atap menjulang adalah bekas Rumah Sakit Cina pada akhir abad ke-18 di Batavia. Lokasinya sekitar Jalan Tiang Bendera.
Kisah riwayat pengobatan Cina di Nusantara tersebut merupakan nukilan dari penelitian Claudine Salmon dan Myra Sidharta. Mereka mengungkapkan sejarah pengobatan tradisi Cina dan perkembangannya di Indonesia dalam “Traditional Chinese Medicine and Pharmacy in Indonesia - Some Sidelights”, terbit dalam jurnal Archipel volume 74, 2007.  Keduanya menjumpai tantangan lantaran sungguh sedikit sumber pengetahuan tentang praktik tabib-tabib Cina di Nusantara. “Dokter Belanda tidak menaruh banyak perhatian untuk ilmu kedokteran dan farmasi Cina di koloni mereka,” tulis mereka. “Akibatnya kita harus bergantung pada berbagai tinggalan catatan pelancong Eropa atau para pejabat Belanda.”
Pengobatan lewat tradisi Cina ibarat sejarah yang berlanjut, kendati mengalami pasang-surut selama periode Orde Lama dan Orde Baru. Pada 1962, sembilan tabib Cina dikirim ke Indonesia untuk merawat Presiden Soekarno. Tahun berikutnya, tabib Cina di Indonesia mendirikan pusat pengobatan akupuntur di Jakarta, dan Surabaya pada 1965.
Ketika Orde Baru, segala sekolah dan perkumpulan Cina dihapus. Hubungan diplomatik dengan Tiongkok pun sementara ditutup. Namun, Yayasan Akupunktur Umum Jakarta Indonesia justru meretas asa pada 1968, dan kemudian diikuti di beberapa kota. Pada 1975, Ikatan Naturopatis Indonesia (IKNI) berdiri di Jakarta dengan anggota 125 tabib. Sampai dengan 2006, lembaga ini memiliki sekitar 1.400 tabib—hampir separuhnya perempuan.
“Perlu dicatat,” tulis mereka, “bahwa kebangkitan kembali minat dalam pengobatan Cina merupakan fenomena yang tidak terbatas di Asia saja.”


Hal - hal yang perlu diperhatikan agar tubuh anda mendapatkan hasil yang optimal setelah mengonsumsi food supplement (pemilihan yang tepat adalah kunci bagi keberhasilan anda) :

1. Lakukan detoksifikasi racun dari dalam tubuh minimal 2 kali dalam setahun. Akumulasi racun dalam tubuh hanya mengakibatkan penyerapan nutrisi yang tidak optimal melainkan juga menurunkan fungsi - fungsi organ tubuh termasuk sistem imunitas, yang berdampak pada tubuh yang mudah capek, lesu, kehilangan gairah dan energi. Contoh suplemen untuk detoksifikasi racun : Livomax, Liver Care, Lingzhi Plus, Green Max, Hawaian Noni.

2. Jaga Keseimbangan asam basa tubuh dengan mengonsumsi daging (yang bersifat asam) dan sayuran (yang bersifat basa) dengan porsi yang seimbang. Apabila sering mengonsumsi makanan yang bersifat asam, jangan lupa mengonsumsi suplemen yang dapat menetralisir sifat asam tersebut (menormalkan pH darah). Contoh : Green Max, Pro Vitamins & Minerals Complex, Osteo Gard, C+ Phytogreen dan C+ Junior.

3. Pahami keadaan lingkungan di sekitar kita tinggal dan bekerja termasuk perubahan cuaca. Apabila kita tinggal atau bekerja di tempat dengan tingkat polusi tinggi (dekat pabrik,kota besar dengan kemacetan lalulintas, penggunaan alat - alat elektronik seperti HP, komputer, mesin - mesin pabrik dengan frekuensi / intensitas tinggi) maka perlu membekali diri dengan "ekstra" perlindungan melalui suplemen yang bersifat antioksidan & dapat menunjang daya tahan (imunitas tubuh). Contoh suplemen : Selenomax A,C & E with ALA, C+Plus, Complete Plus, Complete Multivitamins & Minerals, dsb.

4. Perhatikan pola makan baik dari segi waktu, frekuensi, kuantitas (porsi) dan kualitas (gizi). Apabila kita menyadari bahwa pola makan kita belum memenuhi gizi yang seimbang (terutama dengan menjamurnya makanan fast food saat ini) maka kita perlu mencukupi kebutuhan vitamin, minerals, asam lemak esensial dengan produk suplemen yang bersifat multivitamin, mineral & kaya akan Phytonutriens. Contoh : Complete Plus / Multivitamin, Nutri Kidz, C+Phytogreen, Green Max, Omega Complex, Omega 3, Kidz Omega 3.

5. Biasakan pola hidup sehat dengan istirahat dan olahraga yang cukup serta hindari stres yang berlebihan. Ingat, tubuh kita mempunyai daya tahan yang terbatas, walaupun mengonsumsi suplemen yang lengkap namun tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup, tingkat pengendalian stres yang baik serta olahraga secara teratur, maka tubuh kita akan jatuh sakit ! Bagi anda yang suka mengalami sulit tidur atau terbiasa dengan tingkat stres yang tinggi, suplemen berikut dapat membantu anda dalam mengatasi persoalan tersebut : Sweet Dreams, B Complex, Pro Vitamins & Minerals Complex,Osteo Gard, BRP, DHA Plus, Wild Yam Extract, Renew Life.

Bagaimana suplemen bekerja di dalam Tubuh ?

Berbeda dengan obat kimia yang cepat reaksinya, efektifitas suplemen berbeda - beda pada masing - masing orang, ada yang cepat, dan ada juga yang baru merasakan manfaatnya setelah beberapa hari sampai minggu, hal ini tergantung dari metabolisme tubuh, tingkat keparahan penyakit, dan riwayat obat - obatan yang dikonsumsi sebelumnya. Suplemen bekerja secara bertahap dengan memperbaiki keseluruhan sistem tubuh, meregenerasi sel dan organ tubuh bermasalah, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengatasi masalah langsung pada sumber penyakitnya. Kebanyakan obat kimia bekerja dengan mengurangi gejela / keluhan dari penyakitnya saja.

Mengapa Efek Suplemen Berbeda pada Setiap Orang ?

Efektifitas suplemen berbeda pada setiap orang, ada yang sakitnya berkurang dan ada yang dapat sembuh total. Hal ini dipengaruhi oleh usia, pola makan, pola istirahat dan gaya hidup. Dengan betambahnya usia, metabolisme tubuh semakin menurun sehingga proses regenerasi sel semakin melambat. Pola makan dan pola istirahat juga mempengaruhi kondisi kesehatan setiap orang, begitu juga dengan gaya hidup yang buruk dapat memperberat suatu penyakit sehingga kerja suplemen membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat bekerja dengan efektif.

Bagaimana Suplemen Dapat Bekerja Optimal ?

Kecepatan respon terhadap suplemen pada setiap orang juga berbeda, orang yang belum pernah minum suplemen akan merasakan perbedaan lebih cepat dibanding yang sudah terbiasa dibantu suplemen. Setelah kurang lebih 6 bulan mengonsumsi suplemen secara berlanjut, berhentikan selama 1 bulan, kemudian dapat dilanjutkan mengonsumsi sampai efek yang diharapkan tercapai.

Orang dengan kondisi sistem pencernaan yang baik akan menyerap lebih banyak suplemen dibanding dengan yang kondisi ususnya banyak tertutup kotoran / racun. Untuk itu perlu dilakukan detoksifikasi (proses pembuangan racun dari dalam tubuh agar suplemen dapat bekerja optimal.

Suplemen sebaiknya diminum dengan air putih, tidak dengan teh / kopi. Ikuti anjuran pemakaian produk (Pelancar sirkulasi darah diminum pagi / siang hari jangan malam hari karena menyebabkan sulit tidur. Pengontrol nafsu makan diminum sebelum makan, dst).

Berapa Lama Harus Konsumsi Suplemen ?

Untuk optimal, penggunaan suplemen harus minimal 1 bulan, dengan dosis yang disesuaikan dengan kondisi / tingkat keparahan penyakit. Perhatikan setiap perkembangan kesehatan yang anda rasakan, untuk memastikan, anda dapat melakukan pemeriksaan laboratorium terkait masalah kesehatan anda.

Ibarat pepatah, sedia payung sebelum hujan, "mencegah lebih baik dari mengobati", akan lebih besar manfaat suplemen yang dapat anda rasakan jika dikonsumsi sedari awal untuk pemeliharaan kesehatan. Suplemen juga dapat digunakan sebagai terapi pendukung dalam pengobatan yang sedang anda lakukan, dengan memperhatikan dosis dan anjuran pemakaiannya.

Naturopati (Bahan Alamiah) vs Farmakoterapi (Sintesis / Kimiawi)

1. Tragedi Thalidomide (1960) (dimana beratus - ratus bayi lahir cacat akibat mewabahnya penggunaan obat - obatan sintetik kimiawi) menyebabkan para pakar kesehatan mulai tertarik dengan konsep pengobatan naturopati. Secara konseptual, naturopati menyembuhkan penyakit dengan melihat langsung dari inti permasalahannya sementara farmakoterapi menyembuhkan penyakit berdasarkan gejala. Contoh : Penyakit tulang & persendian diobati secara farmakoterapi dengan menggunakan NSAID (obat anti radang) dimana pengaruh obat tersebut hanya menghilangkan / mengurangi rasa sakit sementara pengobatan naturopati memperbaiki kerusakan tulang & memberikan pelumasan pada persendian walaupun membutuhkan waktu lebih lama.

2. Naturopati hanya menggunakan bahan alami sehingga lebih mudah dicerna & lebih mudah dikeluarkan tubuh jika berlebih tanpa khawatir efek samping akibat penggunaan zat - zat kimia / sintesis yang asing bagi tubuh. Contoh : Penggunaan obat NSAID dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan lambung & gangguan ginjal.

3. Pengobatan naturopati terbukti lebih ekonomis & praktis karena banyak bahan alamiah yang multi fungsi. Contoh untuk penyakit hipertensi, diperlukan beberapa jenis obat mulai Diuretik, Beta Bloker, ACE Inhibitor, kolesterol & Trigliserida hingga anti stres. Ekonomis juga berarti bebas dari munculnya penyakit lain dikemudian hari (bebas efek samping).

4. Seiring dengan kemajuan riset terhadap khasiat berbagai bahan alami serta kesadaran akan efek samping dari pengobatan farmakoterapi, beberapa industri farmasi mulai memproduksi obat - obatan fitofarmaka yang menggunakan hanya bahan alami pada komposisinya.

5. Kitab - kitab suci dari berbagai agama juga mereferensikan penggunaan bahan alamiah sebagai solusi terhadap berbagai penyakit di dunia. Tinggal bagaimana umat manusia berusaha mendapatkan jawabannya.

Tips Dalam Memilih Suplemen.

1. Cari informasi sebanyak - banyaknya dan konsultasikan masalah kesehatan Anda dengan orang yang tepat (Dokter, Ahli Gizi, Konsultan Produk). Juga lakukan cek kesehatan secara berkala. Konsumsi suplemen yang tidak tepat berakibat pada kurangnya manfaat yang dapat dirasakan bagi kesehatan Anda. Kualitas kesehatan Anda sangat ditentukan oleh pemilihan suplemen yang tepat.

2. Perhatikan dengan seksama komposisi zat yang terkandung. Kuncinya adalah keseimbangan bukan kelebihan.

3. Perhatikan apakah suplemen tersebut menggunakan zat sintetis atau alamiah (contoh Vit. E sintesis dl-alpha tocopherol vs Vit. E alamiah d-alpha tocopherol), menggunakan zat / komponen biasa atau bermutu (Branded Ingredients) karena sangat menentukan efektifitas baik kinerja maupun penyerapannya dalam tubuh (contoh OptiZinc" vs Zinc biasa, Opti Pure MSM™ vs MSM biasa, Chromemate" vs Chromium Picolinate, dsb)

Hal - hal yang perlu diperhatikan :

1. Ikuti anjuran pemakaian produk karena cara pemakaian yang tepat turut menentukan efektifitas produk (termasuk dosis & waktu pemakaian). Suplemen multivitamin & mineral, antioksidan, konsentrasi & daya ingat, kelancaran peredaran darah & suplai oksigen dalam darah, sebaiknya dikonsumsi di siang hari setelah makan disaat stamina mulai menurun. Suplemen untuk kecantikan kulit, kekuatan tulang, detoksifikasi, rambut, prekursor hormon & hormonal, lebih baik dikonsumsi malam hari menjelang tidur.

2. Kualitas kesehatan seseorang sangat ditentukan oleh gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang mengandung komposisi gizi seimbang & variatif, istirahat cukup, olahraga teratur serta pengendalian stres. Karena hal tersebut sulit terpenuhi, mengonsumsi suplemen mutlak diperlukan agar kondisi kesehatan selalu pada tingkat optimal.

"Health is not Everything, but without Health, Everything is Nothing"

(Redaksi : PC21-PC27)

***** Salam Sehat *****


Company {NRi PSM Group international}
General Supplier and Contractor
SK.MENKEH & HAM RI AHU-0052706-AH.01.15 Tahun 2019
SK.MENKEH & HAM RI C-484.HT.03.01-th.03-INFINITE.SK.PSPN 2099/ORG/PEN/13.
SIUP : 503/10764.4/436.6.11/2013-INFINITE
NIB 9120207751094

Foundation PETUAH ORANG TUA PEDULI IDE
Education, Social and Health Foundation
Acting Prosecutor Prof.DR.Dr.Hc.KH.Abdul Rasyid,S.H.,M.Hum.,MM.,PhD
Ref.RM.79318728 Ref.RM.SD002801
Notary Deed Herman Soesilo, S.H.
SK. MENKEH dan HAM RI
No. C-1815.HT.03.01-Th.2002.Tanggal 08 November 2002
SK. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor : 502-XVII-2006. Tanggal 18 Desember 2006
Tanggal 1 Agustus 2013. Nomor. 4

Organization {Non Governmental Organization} PERKUMPULAN PEMUDA PEDULI IDE
Contractor and Consultant
Yang Berhubungan dengan Industri (YBDI)
Notary Deed Dadang Koesboediwitjaksono, S.H.
SK. MENKEH dan HAM RI
No. C-484.HT.03.01 – Th. 2003
Tanggal 21 Februari 2008. Nomor. 5

NPWP:72.743.537.2-615.000